Selasa, 22 Mei 2012

PERKEMBANGAN INDIVIDU


PERKEMBANGAN INDIVIDU

A.    PENDAHULUAN
            Setiap makhluk hidup akan mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, bila suatu pertumbuhan dapat diartikan sebagai bertambahnya berat,tinggi dan besar,yang dapat kita amati atua kita lihat dengan panca indra. Tetapi lain halnya dengan perkembangan, perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami individua atau organisme menuju tingkat kedewasaan,dan tiap individu berbeda tingkat perkembangan kedewasaannya. Untuk itu pada makalah kami akan membahas tentang pengertian dan ciri perkembangan individu, teori-teori perkembangan individu, prinsip-prinsip perkembangan individu,fase-fase perkembangan individu dan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dan ciri perkembangan individu?
2.      Bagaimana teori-teori tentang perkembangan individu?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip perkembangan individu?
4.      Bagaimana fase-fase perkembangan individu?
5.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?

C.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian dan ciri-ciri perkembangan individu
            Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinue (bekesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.
Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialam individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara, sistematis (saling kebergantunagan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme dan merupakan stu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secar kuantitatifmaupaun kualitatif), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsiorganisme itu berlangsung secara beratuaran atau berurutan tidak terjadi sedcara kebetukan atau loncat-loncat)  baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
            Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagia berikut:
1.      Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan psikis.
2.      Terjadinya perubahan dalam proporsi daalm aspek fisik dan psikis.
3.      Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
4.      Diperolehnya tanda-tanda yang baru.[1]

2.      Teori-teori Perkembangan Individu
a.       Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan inilah yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu.
Teori ini dikemukakan oleh Schopen Houer.[2]

b.      Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan sesorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini individu yang dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang putih bersih yang belum ada tulisan-tulisannya.
Teori empirisme ini dikemukakan oleh John Lock. Juga sering dikenal dengan Teori Tabularasa, yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan.

c.       Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan (Konvergensi) dari kedua teori tersebut diatas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.
Dari macam-macam teori perkembangan seperti tersebut diatas, teori yang dikemukakan oleh W. Stren lah merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada umumnya. Sehingga teori yang dikemukakan oleh W. Stren merupakan salah satu hukum perkembangan individu disamping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain. Di Indonesia teori konvergensi inilah yang kiranya dapat diterima, seperti yang dikemukan Ki Hajar Dewantara.[3]

3.      Prinsip-Prinsip Perkembangan Individu
a.       Prinsip Kematangan : efek usaha-usaha belajar tergantung pada tingkat kedewasaan yang telah tercapai (memilih dan menggolongkan secara seksama sesuai dengan tingkat kedewasaan anak).
b.      Pertumbuhan lebih cepat jalannya pada tahun-tahun pertama (secara fisiologis maupun psikis ).
c.       Setiap individu mempunyai tempo dan irama perkembangan yang berbeda (perbedaan pada individu yang cerdas dengan yang lebih bodoh).
d.      Setiap individu mengikuti pola perkembangan umum yang sama (sama mengalami masa bayi, masa balita, masa remaja, dan seterusnya).
e.       Prinsip konvergensi: hereditas dan lingkungan sama pentignya bagi pertumbuhan dan perkembangan.
Hereditas menumbuhkan fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi dan kapasitas tersebut.
Stimuli hereditas dan lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi untuk menimbulkan proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga pendidikan melakukan usaha-usaha:
 - menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
 - memotivasi kegiatan anak untuk belajar.
 - membimbing perkembangan anak kearah perkembangan optimal.
f.       Setiap proses perkembangan terdpt hasrat mempertahankan diri. Terbukti adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat, dan menghindarkan diri dari bahaya.
g.      Bersifat psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang bersamaan ( khayalan, pemikiran, ingatan, perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, perasaan, kemauan, dan lain-lain).
h.      Perkembangan meliputi differensiasi dan integral (bisa membedakan dan satu kesatuan/keseluruhan).
i.        Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan yang perlu dilakukan secara sadar.

4.      Fase-fase Perkembangan Individu
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai cirri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodisasi perkembangan ini, para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
a.       Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis.
Menurut Aristoteles menggambarkan perkembangan individu sejak anak sampai dewasa itu dalam tiga tahapan :
-          Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain)
-          Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah)
-          Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi oranbg dewasa).
b.      Tahap perkembangan berdasarkan didaktis
Menurut Rosseau, penahapan perkembangan menurut rosseau adalah sebagai berikut :
-          Tahap I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
-          Tahap II : 2,0 sampai 12,0 masa pendidikan  jasmani dan latihan panca indera.
-          Tahap III : 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal.
-          Tahap IV : 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
c.       Tahap perkembangan berdasarkan psikologis
Para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan pada umumnya individu mengalami masa-masa perkembangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolisi berubah menjadi revolusi. Selama masa perkembangan pada umumnya individu mengalami masa goncangan dua kali, yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada permulaan masa pubertas.
            Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu : 1) dari lahir sampai masa kegoncangan pertma (tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-kanak,
2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa disebut masa keserasian bersekolah, dan 3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan.[4]

5.      Faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
1.      Faktor Endogen
Endogen (hereditas) merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu, dalam hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuatan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dipihak orang tua melalui gen-gen”.[5]
2.      Faktor eksogen
Factor eksogen adalah merupakan factor yang datang dari luar dari individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yaitu yang sering dikemukakan dengan pengertian milleu. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana individu itu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung pada individu yang bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan. Pendidikan dijalankan penuh kesadaran dan dengan secara sistematis untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan individu. Dengan demikian pendidikan itu bersifat aktif, penuh tanggung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu kesuatu tujuan tertentu.
Sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun tidak dapat dipungkiri bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan individu.[6]

D.    KESIMPULAN
-          Ciri-ciri perkembangan individu:
1.      Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan psikis.
2.      Terjadinya perubahan dalam proporsi daalm aspek fisik dan psikis.
3.      Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
4.      Diperolehnya tanda-tanda yang baru.
-          Teori-teori perkembangan individu:
1.      Teori Nativisme
2.      Teori Empirisme
3.      Teori Konvergensi
-          Prinsip-prinsip perkembangan individu
1.      Prinsip Kematangan.
2.      Pertumbuhan lebih cepat jalannya pada tahun-tahun pertama (secara fisiologis maupun psikis ).
3.      Setiap individu mempunyai tempo dan irama perkembangan yang berbeda (perbedaan pada individu yang cerdas dengan yang lebih bodoh).
-          Fase-fase perkembangan individu
1.      Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis
2.      Tahap perkembangan berdasarkan didaktis
3.      Tahap perkembangan berdasarkan psikologis
-          Faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
1. Faktor endogen
2. Faktor eksogen

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Andi Offset, 2002.
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan (Anak dan Remaja), Bandung: PT.REMAJA ROSDAKARYA, 2000.












[1] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan (Anak dan Remaja), (Bandung: PT ROSDA KARYA,Cet I, 2000),15-16.
[2] Bimo Walgito, Pengantar Psikoklogi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, Cet. III, 2002), 35.
[3] Ibid., 36-37
[4] Syamsu Yusuf LN, op.cit.,2o-23.
[5]Ibid.,31.
[6] Bimo Walgito, op.cit.,39.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar