PERKEMBANGAN INDIVIDU
A.
PENDAHULUAN
Setiap
makhluk hidup akan mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, bila suatu
pertumbuhan dapat diartikan sebagai bertambahnya berat,tinggi dan besar,yang
dapat kita amati atua kita lihat dengan panca indra. Tetapi lain halnya dengan
perkembangan, perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami individua
atau organisme menuju tingkat kedewasaan,dan tiap individu berbeda tingkat
perkembangan kedewasaannya. Untuk itu pada makalah kami akan membahas tentang
pengertian dan ciri perkembangan individu, teori-teori perkembangan individu,
prinsip-prinsip perkembangan individu,fase-fase perkembangan individu dan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dan ciri perkembangan individu?
2.
Bagaimana teori-teori tentang perkembangan
individu?
3.
Bagaimana
prinsip-prinsip perkembangan individu?
4.
Bagaimana fase-fase perkembangan individu?
5.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu?
C. PEMBAHASAN
1.
Pengertian dan ciri-ciri perkembangan individu
Perkembangan
dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinue
(bekesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.
Pengertian lain dari perkembangan adalah
“perubahan-perubahan yang dialam individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara, sistematis
(saling kebergantunagan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme
dan merupakan stu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi
bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secar kuantitatifmaupaun
kualitatif), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsiorganisme
itu berlangsung secara beratuaran atau berurutan tidak terjadi sedcara
kebetukan atau loncat-loncat) baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan
itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagia berikut:
1.
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan psikis.
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi daalm
aspek fisik dan psikis.
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
4.
Diperolehnya tanda-tanda yang baru.[1]
2.
Teori-teori
Perkembangan Individu
a.
Teori
Nativisme
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh
faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan
faktor-faktor yang dibawa individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini
sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan inilah yang
akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu
lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh
terhadap perkembangan individu itu.
Teori
ini dikemukakan oleh Schopen Houer.[2]
b.
Teori
Empirisme
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan sesorang individu akan ditentukan oleh
empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan
individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang
diterima oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini individu yang
dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang putih bersih yang belum ada
tulisan-tulisannya.
Teori
empirisme ini dikemukakan oleh John Lock. Juga sering dikenal dengan Teori
Tabularasa, yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan.
c.
Teori
Konvergensi
Teori
ini merupakan gabungan (Konvergensi) dari kedua teori tersebut diatas, yaitu
suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern baik pembawaan maupun
pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan
individu. Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak
lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan
pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.
Dari
macam-macam teori perkembangan seperti tersebut diatas, teori yang dikemukakan
oleh W. Stren lah merupakan teori yang dapat diterima oleh para ahli pada
umumnya. Sehingga teori yang dikemukakan oleh W. Stren merupakan salah satu
hukum perkembangan individu disamping adanya hukum-hukum perkembangan yang
lain. Di Indonesia teori konvergensi inilah yang kiranya dapat diterima,
seperti yang dikemukan Ki Hajar Dewantara.[3]
3.
Prinsip-Prinsip
Perkembangan Individu
a. Prinsip
Kematangan : efek usaha-usaha belajar tergantung pada tingkat kedewasaan yang
telah tercapai (memilih dan menggolongkan secara seksama sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak).
b. Pertumbuhan
lebih cepat jalannya pada tahun-tahun pertama (secara fisiologis maupun psikis
).
c. Setiap
individu mempunyai tempo dan irama perkembangan yang berbeda (perbedaan pada
individu yang cerdas dengan yang lebih bodoh).
d. Setiap
individu mengikuti pola perkembangan umum yang sama (sama mengalami masa bayi, masa
balita, masa remaja, dan seterusnya).
e. Prinsip
konvergensi: hereditas dan lingkungan sama pentignya bagi pertumbuhan dan
perkembangan.
Hereditas menumbuhkan
fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi dan
kapasitas tersebut.
Stimuli hereditas dan
lingkungan berinteraksi saling mempengaruhi untuk menimbulkan proses pertumbuhan
dan perkembangan sehingga pendidikan melakukan usaha-usaha:
- menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
- memotivasi kegiatan anak untuk belajar.
- membimbing perkembangan anak kearah
perkembangan optimal.
f. Setiap
proses perkembangan terdpt hasrat mempertahankan diri. Terbukti adanya nafsu
makan, tidur, minum, istirahat, dan menghindarkan diri dari bahaya.
g. Bersifat
psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang bersamaan (
khayalan, pemikiran, ingatan, perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, perasaan,
kemauan, dan lain-lain).
h. Perkembangan
meliputi differensiasi dan integral (bisa membedakan dan satu
kesatuan/keseluruhan).
i.
Pertumbuhan dan
perkembangan membutuhkan asuhan yang perlu dilakukan secara sadar.
4.
Fase-fase
Perkembangan Individu
Fase perkembangan dapat diartikan
sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang
diwarnai cirri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah
pembabakan atau periodisasi perkembangan ini, para ahli berbeda pendapat.
Pendapat-pendapat itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
a. Tahap
perkembangan berdasarkan analisis biologis.
Menurut Aristoteles menggambarkan
perkembangan individu sejak anak sampai dewasa itu dalam tiga tahapan :
-
Tahap I : dari
0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain)
-
Tahap II : dari
7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah)
-
Tahap III : dari
14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari usia
anak menjadi oranbg dewasa).
b. Tahap
perkembangan berdasarkan didaktis
Menurut Rosseau, penahapan
perkembangan menurut rosseau adalah sebagai berikut :
-
Tahap I : 0,0
sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
-
Tahap II : 2,0
sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan
latihan panca indera.
-
Tahap III : 12,0
sampai 15,0 periode pendidikan akal.
-
Tahap IV : 15,0
sampai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
c. Tahap
perkembangan berdasarkan psikologis
Para ahli berpendapat bahwa dalam
perkembangan pada umumnya individu mengalami masa-masa perkembangan. Apabila
perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolisi berubah menjadi
revolusi. Selama masa perkembangan pada umumnya individu mengalami masa
goncangan dua kali, yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b)
pada permulaan masa pubertas.
Berdasarkan
dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati
tiga periode atau masa, yaitu : 1) dari lahir sampai masa kegoncangan pertma
(tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-kanak,
2) dari masa kegoncangan pertama
sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa disebut masa keserasian
bersekolah, dan 3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang
biasa disebut masa kematangan.[4]
5. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan individu
1. Faktor
Endogen
Endogen (hereditas) merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi perkembangan individu, dalam hal ini hereditas
diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua
kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu
sejak masa konsepsi (pembuatan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dipihak
orang tua melalui gen-gen”.[5]
2. Faktor
eksogen
Factor eksogen adalah merupakan
factor yang datang dari luar dari individu, merupakan pengalaman-pengalaman,
alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yaitu yang sering dikemukakan dengan
pengertian milleu. Pengaruh
pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada
umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif dalam arti bahwa lingkungan tidak
memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan
kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana
individu itu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan
tergantung pada individu yang bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan
pendidikan. Pendidikan dijalankan penuh kesadaran dan dengan secara sistematis
untuk mengembangkan potensi-potensi ataupun bakat-bakat individu sesuai dengan
cita-cita atau tujuan individu. Dengan demikian pendidikan itu bersifat aktif,
penuh tanggung jawab dan ingin mengarahkan perkembangan individu kesuatu tujuan
tertentu.
Sekalipun pengaruh lingkungan tidak
bersifat memaksa, namun tidak dapat dipungkiri bahwa peranan lingkungan cukup
besar dalam perkembangan individu.[6]
D.
KESIMPULAN
-
Ciri-ciri
perkembangan individu:
1.
Terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan
psikis.
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi daalm
aspek fisik dan psikis.
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru.
-
Teori-teori
perkembangan individu:
1. Teori
Nativisme
2. Teori
Empirisme
3. Teori
Konvergensi
-
Prinsip-prinsip
perkembangan individu
1. Prinsip
Kematangan.
2. Pertumbuhan
lebih cepat jalannya pada tahun-tahun pertama (secara fisiologis maupun psikis
).
3. Setiap
individu mempunyai tempo dan irama perkembangan yang berbeda (perbedaan pada
individu yang cerdas dengan yang lebih bodoh).
-
Fase-fase
perkembangan individu
1. Tahap
perkembangan berdasarkan analisis biologis
2. Tahap
perkembangan berdasarkan didaktis
3. Tahap
perkembangan berdasarkan psikologis
-
Faktor yang
mempengaruhi perkembangan individu
1. Faktor endogen
2. Faktor eksogen
DAFTAR
PUSTAKA
Walgito,
Bimo,
Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Andi Offset, 2002.
Yusuf,
Syamsu, Psikologi Perkembangan (Anak dan Remaja), Bandung: PT.REMAJA
ROSDAKARYA, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar